“Kami telah mewarisi banyak ide-ide hebat tentang cara menghadapi dominasi, kami sadar bahwa tidak ada sesuatu yang telah ditetapkan di atas batu. Dari tulang dan pecahan perkakas para pendahulu kami, kami membuat senjata kami sendiri. Tidak ada yang dapat menjamin keberhasilan, maka dari itu kami akan terus mencoba untuk menyerang.” – Müller
Sepanjang sejarah, kita telah menyaksikan bagaimana kemajuan tekno-industri telah memperkuat kontrol sosial, mengamankan setiap sarana untuk mereproduksi penyimpangannya. Kapital dan negara tidak berbicara dalam bahasa lain selain bahasa properti, komoditas, produksi, dan keuntungan, dengan kesediaan untuk menghancurkan semua yang dilaluinya jika hal tersebut menyiratkan kelanggengan kekuasaannya atas penghambaan yang beradab melalui warga negara. Interkoneksi metropolis itu dapat terjadi, sebagian berkat sarana transportasi yang tersebar di seluruh kota. Sarana ini, lebih dari sekadar “layanan”, ialah peranti utama untuk pengangkutan barang antar kota. Ya, ketika kami berbicara mengenai barang-barang dagangan, kami juga mengacu pada manusia, karena dalam kekaisaran pasar, semua eksistensi direduksi menjadi kalkulasi kuantifikasi kapital.
Tanpa resep magi atau manual yang tertulis di atas batu, kami menjalani anarki dengan ritme serangan frontal dan langsung terhadap dominion. Pada kesempatan kali ini, kami menempatkan perangkat pembakar/eksplosif di dalam RED Bus, yang gagal berdetonasi dan kemudian diketemukan di dalam terminal bus. Kami tidak berkecil hati dengan hasil tersebut. Kami menganalisis kesalahan teknis, mempelajari penyebabnya, dan kami akan terus melancarkan serangan, berusaha untuk menjadi semakin berbahaya dan semakin tidak terdeteksi. Kami sadar bahwa peperangan anarkis tidak terbatas hanya pada penggunaan kekuatan material melawan musuh, lebih-lebih pada kapabilitas operasi teknis. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk dengan bangga mengklaim aksi ini, karena kami berpikir bahwa mereduksi aksi-aksi anti-sistemik pada hasil (berhasil atau tidak) dari aksi-aksi tersebut, adalah tipikal paradigma eksistensialis yang hanya akan membawa kita pada pemahaman militeristik tentang praksis anti-sistemik. Metode dan praktik kami dijalankan berdasarkan informalitas dan kebebasan individual, hal tersebut merupakan sebuah antibodi terhadap upaya melawan penguasa otoritarian untuk mengarahkan kekuatan destruktif kami; baik itu “pemimpin”, “manajer”, “kolektif”, atau sebutan apa pun yang mengasumsikan dominansi dalam relasi-relasi kita.
Aksi ini dibingkai dalam apa yang disebut sebagai November Kelam untuk mengenang kawan Kevin Garrido, yang dibunuh pada tanggal 2 November 2018 di perusahaan-penjara Santiago 1. Semangat kawan yang gigih dan kaotis hadir dalam upaya insurgensi melawan domestikasi yang memenjarakan kita semua, kita semua yang tidak dapat menerima dunia yang mengerikan dan terkungkung ini.
Pelukan fraternitas serta keterlibatan kepada para afinitas dan rekan-rekan kami. Kepada mereka yang karena keberanian serta kekurangajarannya harus dikurung dengan hukuman yang tidak pantas dan yang tidak menjadi korban atau tunduk setelah tindakan mereka yang sadar serta konsisten. Francisco Solar, Mónica Caballero, Juan Flores, dan semua tahanan yang berperang di seluruh dunia, segera kembalilah ke jalanan!
TERUSLAH MENJADI BIADAB, IKONOKLASTIK, ANARKIS, SERTA NIHILIS!
UNTUK MENGHANCURKAN KEKUASAAN, PERADABAN, DAN SEMUA OTORITAS, UNTUK MENGEMBALIKAN TEROR KEPADA MEREKA YANG MEMERANGI KEBEBASAN.
ROBOHKAN SANGKAR-SANGKAR MASYARAKAT BERADAB!
DIPERSEMBAHKAN UNTUK KEVIN GARRIDO!
– Conspiración por la Iconoclastía Salvaje – Célula Kevin Garrido. [Conspiracy for the Savage Iconoclast – Kevin Garrido Cell / Konspirasi untuk Ikonoklastik Biadab – Sel Kevin Garrido]
Tautan berita: CHV Noticias
Via: Dark Nights