Armed Proletarian Justice – Komunike No. 1
Pada tanggal 18/12, petempur bersenjata dari organisasi kami mendatangi Central Camp of MAT (Unit for the Reinstatement of Order)/EKAM (Directorate of Police Operations of Attica) di Jalan Kokkinopoulou dan menempatkan sebuah bom di bawah pos penjagaan. Anda cukup beruntung kali ini, kejadian yang sama tidak akan terulang di lain waktu. Kami mendedikasikan aksi kami untuk mereka yang telah dibunuh, disiksa, dipukuli, dan dilecehkan oleh Polisi Yunani. Perjuangan bersenjata membutuhkan tanggung jawab dan kesadaran politik. Ini bukanlah hobi dari beberapa ekstremis atau fetis dari sebagian fantasis. Ini merupakan sebuah pilihan politik. Konsen utama kami sekarang dan di masa depan adalah memastikan segala bentuk proteksi terhadap siapa pun yang tidak terkait dengan aksi kami. Untuk memastikan keselamatan orang-orang yang melintas secara kebetulan, dua panggilan peringatan telah dilakukan di mana instruksi terperinci diberikan kepada polisi. Bagi kami – dan kami menekankan pada hal ini – sangat penting bahwa tidak ada orang yang tidak bersalah yang boleh dicederai dengan cara apa pun. Target yang kami pilih dan akan kami pilih di masa depan – baik infrastruktur material sistem atau personel itu sendiri – akan didefinisikan secara lebih jelas. Kami tidak ingin merisikokan keselamatan orang lain. Bahkan jika hal tersebut membuat keamanan kami sendiri menjadi lebih riskan. Secara de facto, kami memikul tanggung jawab besar atas penggunaan sarana perjuangan semacam itu. Titik.
Di Yunani sendiri terdapat tradisi sejarah yang panjang mengenai organisasi-organisasi gerilyawan urban. Aksi mereka, sesuai dengan konteks sejarah dan kondisi saat itu, selalu adil secara politis, menargetkan sampah-masyarakat dan infrastruktur dari kemapanan ekonomi-politik. Dengan aksi kami, proklamasi kosong New Democracy, yang pada setiap kesempatan memproklamirkan eliminasi definitif gerilyawan urban, runtuh seketika. Kami mempertanyakan doktrin hukum dan ketertiban yang banyak diiklankan dengan menargetkan markas MAT/EKAM. Kami akan menyerang lagi pada saat yang tepat, dengan menargetkan representatif dari sistem politik dan ekonomi yang busuk beserta para kacung-kacung berseragamnya. Yaitu, para pelaku kejahatan paling keji yang dilakukan atas nama negara. Kelak para bajingan berseragam itu akan berhadapan dengan laras senjata kita. Dan ini bukan ancaman. Juga bukan peringatan. Ini adalah komitmen. Kami tidak suka bersikap arogan, namun kami menyukai konsistensi untuk mendefinisikan wacana politik kami. Negara polisi ini bertumpu pada kekuatan senjata, dan siapa pun yang ingin melawannya harus memiliki standar yang sama. Kami melontarkan tantangan dan mendeklarasikan bahwa kami juga akan berbicara dengan bahasa yang sama dengan yang dipahami oleh para fasis polisi Yunani; kami telah menerimanya, ketika serentetan laras senjata polisi menyala.
Kami yakin bahwa polisi pembunuh tidak akan pernah masuk penjara. Kami menyadari bahwa orang-orang yang terbuang adalah target para fasis. Kami telah mengukuhkan bahwa NID (kartu identitas nasional) hanyalah kertas omong kosong. Begitu semuanya sudah ditetapkan, dialog pun dihapuskan dan senjata yang akan berbicara. Selama ini Anda telah bermain bola di stadion Anda sendiri dengan tribun Anda sendiri. Dengan saluran-saluran TV yang menyiarkan liputan mengenai Anda secara bias, dengan para politisi yang bertepuk tangan setiap kali Anda menarik pelatuk, dan dengan para hakim yang akan membebaskan Anda. Hari-hari kelam ini akhirnya berakhir. Kami tahu betul bahwa, secara keseluruhan, para fasis yang berseragam membenarkan atau menyetujui pembunuhan, penganiayaan, dan penyiksaan. Kami sangat menyadari bahwa mereka akan mendapat perlindungan dari pusat parastatal di Maximus bahwa mereka tidak akan mendapatkan konsekuensi. Kami juga sangat menyadari siapa yang mereka targetkan: kaum muda proletar yang mengalami pengucilan sosial dan ketidaksetaraan kelas dalam masyarakat mereka sendiri, gerakan politik dan kelas yang menentang kebijakan negara. Kami mempertanyakan dengan lantang. Apa lagi yang kita tunggu untuk terjadi? Seberapa banyak darah yang mesti mengering di jalanan? Apakah masih ada yang berharap bahwa keadilan akan tercapai dengan memberikan pipi yang lain?
Dalam komunike ke-1 kami, kami ingin menjadi sejelas mungkin. Militan bersenjata yang memilih untuk bergabung di barisan gerilyawan urban bukanlah alien. Mereka adalah orang-orang yang ada di sekeliling Anda. Mereka ini adalah kolega-kolega Anda di tempat kerja, kaum proletar di perancah yang mempertaruhkan nyawanya demi upah penuh teror, gadis yang tinggal selama empat bulan di daerah kumuh di lingkungan majikannya untuk menyajikan minuman bagi para turis di tempat-tempat destinasi wisata, teman-teman sekelas Anda di sekolah, tetangga-tetangga Anda di gardu piket. Gerilyawan urban dibentuk sebagai kutub perlawanan terhadap ideologi borjuis dan norma-norma sosial yang dominan. Dalam konteks ini, kami telah memilih membentuk formasi Armed Proletarian Justice untuk secara sederhana meletakkan batu kami dalam mosaik besar sejarah yang bergerak maju. Kami menarik pelajaran berharga dari pengalaman-pengalaman historis organisasi-organisasi bersenjata sebelumnya, baik di tataran domestik maupun internasional.
Pemerintah Mitsotakis menjadi poros sentral formulasi kebijakannya, yaitu doktrin hukum dan ketertiban serta kultur keunggulan yang terkenal, yang merupakan kontinuitas politik dari modernisasi sekuler. Kedua poros ini adalah wortel dan tongkat yang digunakan oleh partai borjuasi, New Democracy, dalam menerapkan kebijakan pemerintahannya. Di tingkat politik, doktrin hukum dan ketertiban serta keunggulan adalah pilar pemerintah dalam pendekatannya terhadap kelas pekerja. Hukuman ketika berperilaku buruk, penghargaan ketika patuh, pendewaan ketika melayani norma-norma sosial yang dikultivasi oleh New Democracy melalui media. Ini adalah tiga serangkai yang membentuk produksi dan penegakan posisi kebijakan pemerintah. Negara eksekutif yang terkenal itu tidak lain adalah pusat untuk mendistribusikan uang kepada para penggawa pemerintah, kepada para pebisnis culas, dan para eksekutif kementerian. Penjualan properti publik terus berlanjut tanpa henti. Sementara privatisasi di bidang energi, kesehatan, universitas, lingkungan hidup, semakin memperluas ladang profitabilitas kapital Yunani. Buruh secara sistematis didevaluasi dan hak-hak yang dimenangkan melalui perjuangan berdarah dikriminalisasi dalam semalam. Pada saat yang sama, di tataran internasional, kebijakan luar negeri Yunani sepenuhnya sejalan dengan kebijakan imperialisme Barat.
Dalam derasnya kekerasan dan terorisme imperialisme, kita melihat peti-peti mati diarak hidup-hidup, para pemuda dengan tubuh terpotong-potong atau bergelimang-peluru yang dikubur di dalam tanah, kita menyaksikan hipokrisi yang mengambil tempat di layar televisi. Anak-anak Palestina yang tewas sebagai martir dicap sebagai teroris, anak-anak yang tewas akibat senjata polisi di Yunani dicap sebagai preman berbahaya, anak-anak yang tewas di Tempe dicap sebagai pengorbanan yang diperlukan untuk modernisasi jaringan rel kereta api, para migran yang tewas di pesisir pantai Mediterania dicap sebagai kaum invader barbarian. Semuanya kini menjadi jelas: kematian Anda adalah kematian saya.
Namun, kami tidak buta dan kami mengenali bentuk lain dari kekerasan yang tumbuh subur di metropolis-metropolis imperialisme. Kekerasan yang tidak memedulikan sesama dan hanya memedulikan diri sendiri. Kekerasan tak berdarah, kekerasan yang tersapu bersih dalam kesunyian. Mimpi kemajuan yang ditawarkan oleh apa yang di-sebut mobilitas kelas membeli kesadaran. Misinformasi, yang menjadi senjata di tangan sistem untuk mencuci otak, memusnahkan standar moral sedemikian rupa sehingga seseorang menolak untuk bereaksi terhadap kejahatan sistem. Yang mereka inginkan hanyalah janji untuk memperoleh mobil sewaan, sejumlah uang, apartemen berperabot, liburan musim panas tanpa beban selama beberapa hari, dan keluar malam. Sistem ini mencoba meyakinkan kita bahwa hidup kita tidak dapat eksis di luar sistem ini.
Imperialisme menciptakan masa depan yang suram, penuh dengan peperangan, kemiskinan, dan kesengsaraan. Kami mengatakan bahwa tidak ada kata terlambat untuk mengambil langkah pertama yang menentukan. Senjata tidaklah lebih dari sekadar alat aksi politik, senjata menjadi bermakna ketika ia merefleksikan sebuah muatan politik dan sosial. Inti politik dari strategi gerilyawan proletariat adalah menyeimbangkan korelasi politik/kelas yang negatif dengan tujuan untuk mengembangkan kekuatan proposal politik alternatif, di mana kepentingan proletariat menjadi titik sentralnya. Untuk menuntaskan perjalanan sejarah yang turbulens ini, kita harus singgah di banyak pelabuhan sehingga kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul setiap harinya.
Dengan pandangan untuk mengabolisi relasi-relasi produksi kapitalis. Penghancuran bentuk-bentuk politik dominasi kaum borjuis. Melepaskan diri dari Uni Eropa dan NATO. Transformasi revolusioner dari relasi-relasi sosial. Bagaimanapun juga, jawaban terbaik bagi mereka yang bergegas untuk mengakhiri sejarah perjuangan dan revolusi adalah perjuangan kaum tertindas yang melawan imperialisme dan eksploitasi. Para petempur proletariat yang berdiri tegak menentang kebijakan-kebijakan barbarian dari sistem. Dari perlawanan heroik Palestina hingga demonstrasi masif anti-Zionis di segala penjuru planet. Sejarah sama sekali tidak dapat diprediksi. Yang dibutuhkan hanyalah sepercik api untuk menyalakan kobaran api. Dan jika kita tidak siaga, kita tidak akan bisa berbuat apa-apa. Karena setiap orang, terlepas dari tanggung jawab individual mereka, memiliki tanggung jawab lain. Yaitu bayangan tanggung jawab dalam menghadapi ketidakadilan. Kami akan tetap berdiri untuk Keadilan Proletariat bagi semua orang yang terbunuh oleh kekerasan polisi. Kami memiliki tanggung jawab untuk berjuang membela mereka. Dengan senjata di tangan kami dan visi dunia baru di hati kami.
– Armed Proletarian Justice
PDF (dalam bahasa Yunani)