Pandangan reformis terhadap polisi sebagai organ kekuasaan tidak hanya naif tapi juga berbahaya. Pembunuhan yang terus-menerus dilakukan oleh para babi berseragam ini adalah bukti bahwa program anti-rasis internal maupun debat publik tidak dapat menahan monster-monster pemicu dan mencegah pembunuhan berikutnya. Ketika kita mendengar tentang eksekusi seorang anak berusia 19 tahun yang diberondong dengan 34 peluru oleh beberapa polisi dan secara ajaib selamat dalam keadaan lumpuh, kebencian kita sekali lagi naik ke tingkat yang tak terukur dan kita harus melakukan sesuatu.
Biarkan mereka takut saat berpatroli di lingkungan masyarakat yang termarginalkan. Mereka seharusnya takut di meja kerja mereka ketika mereka dengan arogan melihat kotoran manusia di luar jendela mereka. Mereka seharusnya takut ketika mereka berbaring di tempat tidur kecil mereka di malam hari sembari memimpikan tindakan melawan kejahatan.
Menjadi polisi adalah pilihan yang disadari. Mereka mendengar tentang pembunuhan dan metode opresi. Mereka tahu tentang hal itu dan tetap mendaftar menjadi polisi.
Mereka harus percaya dengan penghinaan kita.
Dalam kebencian yang menggebu-gebu dan dengan energi yang diberikan oleh pemberontakan di Prancis, kami membakar mobil pribadi babi polisi di Eimsbüttel pada malam 12.7.
Kami bergabung dalam aksi melawan kekuasaan bersama para anti-otoritarian dan pemberontak yang marah di Prancis. Babi-babi membunuh Nahel M. di Nanterre. Polisi yang merenggut nyawa Nahel dan menyebabkan kesedihan yang tak berkesudahan bagi keluarganya melakukannya karena dia merasa dia memiliki hak untuk melakukannya. Seragam dan pelatihannya memberinya izin. Babi ini sangat mengidentifikasikan dirinya dengan profesinya yang menjijikkan sehingga dia memutuskan sendiri siapa yang hidupnya berharga dan siapa yang tidak.
Setiap polisi berpotensi menimbulkan mara bahaya.
Orang non-kulit putih dalam masyarakat kulit putih jauh lebih sering terkena dampak kekerasan polisi yang mematikan daripada orang kulit putih. Namun, orang-orang yang dikucilkan secara sosial, kecanduan narkoba, gangguan mental, atau mereka yang bukan berasal dari spektrum kelas menengah ke atas, lebih sering mengalami kekerasan polisi.
Kami menemukan diri kami dalam kebencian abadi bersama dengan orang-orang berkerudung lainnya di jalan-jalan dan lapangan-lapangan pemberontakan.
Sehingga rasa takut berubah sisi.
Via: Dark Nights