Blokade Azerbaijan yang sedang berlangsung terhadap makanan, bahan bakar, dan suplai medis agar tidak mencapai negara bagian Armenia di Artsakh, yang juga dikenal sebagai Nagorno-Karabakh, dan merupakan rumah bagi sekitar 120.000 orang, saat ini telah memicu terbentuknya kelompok anarkis baru – Anarkis Artsakh.
Blokade ini berawal dari klaim teritorial era-Soviet yang dimiliki oleh Azerbaijan dan Armenia atas region Nagorno-Karabakh yang terletak di dalam wilayah Azerbaijan, namun etnis Armenia merupakan 95 persen dari populasi di sana. Setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, kedua negara mengangkat senjata untuk memperebutkan kawasan tersebut.
Konflik Nagorno-Karabakh yang pertama (1991-94) membuat Armenia menguasai sebagian besar zona otonomi tersebut. Setelah perjanjian kemitraan strategis 2010 dengan Azerbaijan, Turki telah menjadi pemain kunci dalam konflik tersebut, memasok Azerbaijan dengan bantuan militer ketika pertempuran pecah lagi pada Juli 2020. Dukungan material ini, bersama dengan bantuan tentara bayaran Suriah, memungkinkan Azerbaijan untuk merebut kembali sebagian wilayah Nagorno-Karabakh sebelum gencatan senjata ditengahi oleh Rusia pada November 2020. Keuntungan yang diperoleh Azerbaijan pada tahun 2020 membuat Nagorno-Karabakh terkepung.
Anarkis Artsakh:
Kelompok ini, dalam postingan pertama mereka di Telegram menyatakan, “Kawan-kawan! Sebuah front resistansi anarkis baru semakin matang, kali ini Artsakh. Selama hampir satu tahun ini, pemerintah fasis Azerbaijan telah memblokade penduduk Armenia lokal dan meminta mereka untuk tunduk secara paksa.
Kekuasaan diktator Ilham Aliyev sebenarnya membuat rakyat kami kelaparan, untuk menaklukkan mereka, mengasimilasi mereka, dan merampas kebebasan yang telah kami perjuangkan sejak lama. Di teritori yang diduduki pada tahun 2020, penjajah menghancurkan objek-objek kultural untuk menghapus jejak kami dari tanah kami sendiri.
Kami sudah memiliki pengalaman menyedihkan hidup di bawah kekuasaan kepemimpinan Azerbaijan pada tahun 1980-an hingga 1990-an. Kami tidak akan lagi membiarkan kaum fasis memperbudak rakyat kami. Kami – kaum anarkis Armenia – akan berjuang untuk kebebasan rakyat kami (dan tidak hanya rakyat kami). Kemungkinan besar, para tiran Azerbaijan akan segera memulai operasi darat di teritori Artsakh. Kami berusaha mengorganisir diri kami sendiri untuk melawan serangan kaum imperialis.
Kawan-kawan! Kami meminta kalian untuk mendukung kami dalam perjuangan ini. Bagaimanapun, solidaritas adalah senjata utama kita. Bantu sebarkan informasi tentang kekacauan yang terjadi. Kejayaan dan kebebasan untuk semua rakyat yang tertindas!”
Pengepungan tersebut merupakan hasil dari pemblokiran Lachin Corridor pada Desember 2022, sebuah jalur penghubung antara Armenia dan Artsakh oleh Azerbaijan, yang mengklaim bahwa Armenia telah menggunakan koridor tersebut untuk menyelundupkan senjata.
Via: Abolition Media